July 19, 2009

HOLLYWOOD MOVIE RATING SYSTEM





















Hai readers, kamu semua suka nonton film Hollywood khan? Tapi saya yakin pasti belum semuanya ngerti tentang rating di film Hollywood. Padahal sebenarnya setiap film Hollywood pasti ada ratingnya. Misalnya, rating G yang dapat ditonton semua usia karena film yang disajikan sudah sesuai dengan standar yang ditentukan. Tidak semua film bisa ditonton anak kecil atau dibawah 17 tahun lho, meskipun kenyataannya yaa ga terlalu penting juga sih masalah rating ini buat kita. Tapi tidak ada salahnya menambah sedikit pengetahuan khan? :)

G - General Audiences
General Audiences di sini bermakna bahwa film yang mendapatkan rating ini dapat disaksikan oleh siapapun, tanpa terkecuali. Hal ini dikarenakan film yang mendapat rating ini tidak mengandung unsur adegan tanpa busana, tidak ada unsur seks maupun obat-obatan terlarang. Kekerasan disajikan dengan sangat minimalis dan gaya bahasa yang digunakanpun tidak boleh kasar. Biasanya film yang mendapatkan rating G adalah film anak-anak dan beberapa film dokumenter. Contohnya adalah film animasi anak-anak seperti Finding Nemo.

PG - Parental Guidance Suggested
Rating ini menyarankan orangtua untuk mendampingi sang anak saat menyaksikan film karena orangtua mungkin tidak ingin anaknya melihat beberapa unsur tertentu yang disajikan. PG rating biasanya mengandung unsur adegan pakaian dalam, kata-kata yang kurang pantas, kekerasan ringan ataupun perihal obat terlarang yang hanya tersaji secara minimalis. Secara mudahnya, film anak-anak yang gagal masuk rating G karena mengandung unsur di atas, paling tidak akan masuk kategori ini. Contoh film, Star Wars.

PG-13 - Parents Strongly Cautioned
Rating yang mewajibkan anak di bawah umur 13 tahun untuk didampingi oleh orangtuanya ini merupakan target rating bagi kebanyakan film unggulan yang berusaha meraup dollar sebanyak-banyaknya. Orangtua wajib mendampingi, dikarenakan film rating ini mengandung kata-kata kasar, adegan tanpa busana meski tidak terlalu vulgar, menampilkan sedikit adegan berdarah dan obat-obatan terlarang. Hampir seluruh film yang masuk jajaran film terlaris sepanjang masa ada dalam kategori ini. Contohnya film Titanic yang sampai saat ini masih menempati urutan teratas daftar Box Office seluruh dunia.

R - Restricted
Rating ini mewajibkan kepada orangtua untuk mendampingi putra-putri mereka yang belum genap berusia 17 tahun saat menyaksikan sebuah film. Sesuatu yang sangat jarang terjadi seorang remaja mau 'dikawal' oleh ayah atau ibunya untuk menyaksikan film yang mengandung unsur ucapan kasar dan vulgar, menampilkan adegan orang tanpa busana serta kekerasan dan penggunaan obat-obatan terlarang yang dominan sepanjang film. Tidak banyak film yang memiliki rating R berhasil merajai tangga Box Office. Hal ini disebabkan terbatasnya penonton yang dapat menyaksikan film yang bersangkutan. Contohnya film The Passion of the Crist yang tidak diputar di bioskop Indonesia, namun pendapatan yang didapat dari film ini terbilang lumayan.

NC-17 - No Children 17 or Under Admitted
Hanya untuk yang berusia di atas 17 tahun, tanpa terkecuali! Tidak ada keringanan walaupun anda datang bersama kakek anda sekalipun. Tidak banyak produksi Hollywood maupun film yang rilis di Amerika memiliki rating ini. Biasanya film yang mendapat rating ini adalah film-film festival yang lebih mementingkan kualitas daripada sisi komersil, seperti misalnya film Lust Caution garapan sutradara kenamaan, Ang Lee. Rating NC-17 mengandung unsur seksual yang vulgar, kata-kata kasar, kekerasan dan penggunaan obat-obatan terlarang tersaji dengan jelas.
















Sebenarnya peran rating di Hollywood hampir sama dengan sensor di Indonesia. Seperti halnya di Indonesia yang memiliki LSF (Lembaga Sensor Film), maka Hollywood memiliki MPAA (Motion Pictures Association of America) untuk menentukan audiens yang tepat dari sebuah film. Mulai dari gaya bahasa yang digunakan, adegan bermuatan seks yang terkandung di dalamnya, penggunaan obat-obatan terlarang di dalam cerita film, unsur kekerasan dan tingkat sadisme, serta apakah film ini memperlihatkan adegan berdarah atau tidak. Pada tahun 2007, MPAA pun menambahkan satu elemen tambahan lagi, yaitu adegan merokok. MPAA yang seolah menjadi penguasa rating tidak disukai kalangan film indie karena dianggap diskriminatif dan hanya menguntungkan pihak produser studio besar saja. Kebanyakan film indie memang memperhatikan keotentikan cerita sehingga banyak adegan 'apa adanya'. Otomatis MPAA sering memberi cap NC-17 bagi film indie, cap maut tersebut menyebabkan filmnya akan sedikit ditonton orang, padahal sang pembuat film tentunya ingin ditonton oleh banyak orang. Sensor atau rating nampaknya masih menjadi 'hantu' menakutkan bagi insan perfilman dimanapun. Bahkan insan perfilman tanah air yang diwakili oleh beberapa sutradara dan bintang film sempat 'bertarung' dengan LSF. Mereka menuntut dihapuskannya sistem sensor yang selama ini menjadi acuan dan menggantinya dengan sistem rating. Namun, sayangnya impian itu belum tercapai sampai sekarang.

Post a Comment