September 26, 2009

REVIEW: G-FORCE 3D























"The world needs bigger heroes."

Kemarin saya nonton G-Force 3D di EX, agak telat memang, maklum lagi libur lebaran gini saudara saya yang dari luar kota pada datang untuk liburan di Jakarta, akhirnya saya harus nemenin mereka kesana kemari. Karena bingung mau ajak kemana lagi, saya ajak saja ke EX untuk cobain nonton film 3D (di tempat asal mereka belum ada 3D, hihi). And....they liked it! Haha.. Sebetulnya 3D G-Force kurang berasa, malah cuma berasa di awal film aja, pertengahan sampai akhir ga berasa kayak nonton 3D! Rugi deh.. Mendingan nonton yang biasa aja. Filmnya sendiri standar lah yaa, tipikal film anak-anak, ringan dan mudah dilupakan. Tapi saya sih suka-suka aja, lumayan menghibur di waktu liburan. Ceritanya tentang sebuah tim dari marmut-marmut yang direkrut sebagai agen rahasia yang diberi nama G-Force. Mereka terdiri dari Darwin, sang pemimpin yang penuh ambisi, Blaster (Tracy Morgan), marmut dengan keahlian senjata dengan sejuta tingkah laku yang ekstrim, Juarez (Penelope Cruz), marmut yang seksi dan memiliki kemampuan bela diri, Mooch (Dee Bradley Baker) marmut ahli dalam mengintai, dan Speckles (Nicholas Cage), marmut dengan keahlian komputer. Mereka ditugaskan oleh pemerintah Amerika dalam misi untuk mencegah seorang milyarder jahat yang ingin menguasai dunia dengan peralatan rumah tangga. Klise? Yaa..namanya juga film hiburan. Hehe.. Tapi soundtracknya lumayan bikin semangat sih, ada Boom Boom Pow, dll. Saran saya, buat yang lagi suntuk silahkan nonton G-Force, pasti terhibur. Jangan nonton versi 3D, yang biasa saja. Simpan uangnya untuk nonton film 3D lainnya, Cloudy with a Chance of Meatballs mungkin? :)




September 17, 2009

REVIEW: PHOBIA 2 (5 แพร่ง)






































"Get addicted to FEAR"

Setelah sukses dengan 4BIA tahun lalu, kini hadir sekuelnya yang berjudul Phobia 2. Saya sendiri sudah menonton 4BIA sebelumnya dan menurut saya cukup bagus. Memang Thailand paling jago kalau bikin film horror (Jepang juga sih hehe). Phobia 2 menurut saya lebih baik dibanding 4BIA, ceritanya lebih banyak yaitu 5 cerita, sedangkan 4BIA hanya 4. Otomatis durasi film juga lebih panjang. Horror ini menurut saya tidak seram-seram banget, tapi unik. Hmm..gimana yaa cara menjelaskan definisi 'unik' tersebut, saya sendiri bingung. Saya enjoy sekali menonton 4BIA dan Phobia 2, menurut saya film horror memang paling pas kalau pendek-pendek begini, ga bertele-tele, bukan cuma ngagetin yang ga jelas sepanjang film. Cerita pertama tentang Pey yang berumur 14 tahun, seorang remaja yang tidak percaya karma. Saat Pey melakukan sebuah kejahatan, ibunya memutuskan bahwa Pey harus ditahbiskan menjadi seorang Biksu agar terlepas dari karma. Ketika sudah menjadi seorang biksu, Pey tak terlihat seperti seorang penjahat. Tetapi, ada sesuatu didalam dirinya yang mengganggunya. Maka ia berusaha mencari jawabannya. Karma itu semakin membuatnya ketakutan, saat ia menyadari bahwa karma itu ada. Sutradara Paween Purijitpanya (Body, 4BIA- Tit for Tat). Menurut saya ini agak membosankan di awal, tapi untuk ditutup dengan sajian yang lumayan bikin shock. Hehe.. Cerita kedua tentang seorang remaja yang kecelakaan dan mengakibatkan kedua tulang kakinya patah. Saat di rumah sakit dia ingin agar mendapat kamar VIP, akan tetapi sedang penuh. Lalu ia pun ditempatkan bersebelahan dengan seorang kakek yang sudah tinggal menunggu ajal saja. Namun apa yang terjadi? Ternyata memang lebih tenang tidur sendiri daripada ditemani 'seseorang'. Sutradara Visute Poolvoralaks orang yang sukses dibalik Shutter, Alone, 4BIA, dan Coming Soon. Menurut saya ini cerita yang paling seram dan ngagetin dari 5 yang lain. Cerita ketiga tentang sepasang anak muda dari Jepang memutuskan untuk pergi mengelilingi Thailand. Setelah beberapa kali gagal mencoba menumpang kendaraan dari Samui Island ke Bangkok, akhirnya sang pacar melambaikan uang sebanyak 1.000 Baht dengan harapan untuk mendapat tumpangan kendaraan. Akhirnya, ada seorang pengemudi truk misterius menepi dan memberi tumpangan pada mereka. Truk tersebut tampak membawa muatan yang cukup banyak. Apakah yang ada di dalam truk gandengan itu? Apakah ada sesuatu yang lebih misterius dibalik senyuman si pengemudi truk yang memperbolehkan mereka menumpang? Sutradara Songyos Sugmakanan (Dorm, Hormones). Ini yang paling tidak saya suka, tapi coba saja anda nonton dulu. Hehe.. Cerita keempat tentang Nuch yang adalah seorang pedagang mobil. Dia mencari nafkah dengan membangun kembali mobil yang sudah sangat rusak akibat kecelakaan. Suatu malam sesudah menutup garasi mobil, dia mengetahui anak lelakinya hilang. Nuch langsung memeriksa rekaman kamera keamanan, dia melihat anak lelakinya masuk ke dalam salah satu mobil yang ada di garasinya. Apakah yang akan terjadi? Sebenarnya mobil tersebut memiliki sejarah yang bagaimana? Apakah Nuch dapat bertemu dengan anaknya lagi? Sutradara Parkpoom Wongpoom (Shutter, Alone, 4BIA – Last Fright). Lumayan bikin kaget sih kalau yang ini, siap-siap aja. Cerita terakhir dan terfavorit saya adalah tentang Ter, Puak, Garas, dan Aey, mereka berempat merupakan bagian dari kru film horror yang akan segera tayang. Mereka sedang memfilmkan adegan terakhir di film horror itu. Adegan tersebut mengharuskan sang aktris untuk berjalan merangkak keluar dari dalam. Namun sialnya, sang artis pemeran hantu tersebut harus meninggal tiba-tiba karena sakit. Kru film tersebut pun dihantui arwah sang artis tersebut yang berniat menyelesaikan bagian aktingnya. Sutradara Banjong Pisanthanakun (Shutter, Alone, 4BIA – In the Middle). This last story was my favourite!! Kalau ga ada yang terakhir ini mungkin penilaian saya akan Phobia bisa berbeda dari ini. Namun, Phobia 2 benar-benar ditutup dengan cerita yang gokil dan twisted. :)

September 8, 2009

REVIEW: THE FINAL DESTINATION




























"How will you die?"

Menurut saya The Final Destination menampilkan the best 3D so far.. I mean, 3Dnya berasa banget! Kalau dibanding sama My Bloody Valentine mahh jauuhhhh lebih bagus.. Tapi yaa itu dia, kalau dari segi cerita menurut saya ini adalah Final Destination terjelek dibanding seri 1 - 3 sebelumnya. Efeknya murahan, darahnya kayak palsu, durasi terlalu cepat, cara mati juga ga terlalu menegangkan, malah sebagian udah ketebak bakal gimana. Ditambah lagi dengan akting para pemainnya yang datar-datar saja, membuat film ini semakin 'biasa'. Sayang sekali, padahal dengan 3D yang begitu real, efek film ini malah 'lebay' sekali, terkesan cupu dan murahan. Udah gitu kesannya semua diburu-buruin gitu, yang penting mati, the end. Susah rasanya mengomentari film ini, karena memang Final Destination dari dulu alur ceritanya yaa begini. Saya suka Final Destination pertama yang muncul tahun 2000 dengan Devon Sawa sebagai bintang utama. Ohh I love that movie so much! Waktu itu sepertinya saya masih SMP, dan Final Destination rasanya sudah keren sekali!! Hehehe.. Kemana yaa si Devon Sawa sekarang? Jadi inget film Casper. Hohoho.. Back to topic, kesimpulannya yaa film ini termasuk mengecewakan sih buat saya, karena saya termasuk 'menyukai' franchise Final Destination. Yaa..sekedar lumayan aja deh buat hiburan! Intinya yang memuaskan disini cuma 3Dnya, itu pun kurang banyak porsinya. Kalau ga tertarik dengan 3D, mending nonton dvdnya aja deh! :)




September 4, 2009

REVIEW: THE HANGOVER






































"What happened last night?"

The Hangover sempat menjadi pembicaraan banyak orang di Hollywood sana, yang kata ini adalah 'the funniest - guy movie - ever!' Well..lucu sih, tapi saya koq rasanya biasa aja yah? Hehe.. Ceritanya tentang Doug (Justin Bartha), Phil (Bradley Cooper), Stu (Ed Helms), dan Alan (Zach Galifianakis) yang pergi ke Las Vegas untuk merayakan pesta bujangan sebelum Doug menikah dengan Tracy (Sasha Barrese). Sesampai disana mereka pun langsung minum sepuasnya sampai mabuk. Nahh pada keesokan paginya mereka bangun dalam keadaan pusing dan seluruh isi dalam hotel sudah kacau balau. Kacau balau disini maksudnya benar-benar kacau sekali sampai-sampai bisa ada harimau dan ayam nyasar, lalu bayi tidak dikenal. Stu kehilangan satu gigi depannya! Lalu, salah satu dari mereka, Doug, hilang entah kemana! Gawatnya mereka harus segera menemukan Doug, karena Doug besok harus segera kembali pulang untuk melaksanakan pernikahannya dengan Tracy. Namun naasnya, mereka tidak mengingat sama sekali kejadian semalam. Sepanjang film kita akhirnya disuguhkan cara-cara konyol mereka mencari petunjuk yang ada guna mencari Doug. Pada awal film kita terlebih dulu dijelaskan mengenai karakter keempat sahabat itu. Banyak sekali kejutan konyol yang terjadi sepanjang film, mulai dari Stu yang ternyata telah menikah secara tidak sadar dengan seorang penari telanjang bernama Jade (Heather Graham), padahal ia telah memiliki tunangan. Sampai Phil yang mengenakan gelang rumah sakit, pertanda bahwa ia semalam sempat dirawat. Mobil mercy pinjaman sang calon mertua pun tiba-tiba telah berubah menjadi mobil polisi! Cukup konyol khan? Hehe.. Saya tertawa nonton film ini, namun tidak sampai terbahak. Entah kenapa. Padahal banyak yang bilang film ini lucu sekali, sampai teman saya nonton dua kali di bioskop. Hmm.. Selera 'lucu' tiap orang beda-beda kali yaa.. Hehe.. Btw, sekuelnya sendiri sudah dipersiapkan. Jadi jangan kaget kalau nanti ada The Hangover 2, kira-kira nanti masih di Las Vegas ga yaa? Just wait and see guys.. :p~

September 2, 2009

REVIEW: LAST CHANCE HARVEY






































"It's about first loves, last chances and everything in between"

I love this movie! It's such a sweet film, predictable but entertaining, well at least for me. Jadi tadi siang khan ada gempa gitu di Tasikmalaya dan kerasa banget sampai ke Jakarta. Kamu juga berasa ga? Saya sendiri tadi langsung 'lumayan' panik juga sih, trus langsung keluar rumah. Untung ga ada gempa susulan yang lebih besar lagi yaa, karena gempa yang tadi siang termasuk lumayan besar dan berpotensi tsunami juga khan. Hiii..serem yaa.. Nahh..trus abis gempa saya ga ada kerjaan, langsung deh ngacir ke bioskop dekat rumah, which is Pluit Village, buat nonton film. Tadinya pengen nonton District 9, tapi jam 7 baru mulai sedangkan saya udah disana dari jam 4. Hmm..akhirnya pilihan jatuh ke Last Chance Harvey, saya juga udah telat sekitar 5 menitan lho tadi.. Tapi yaudah gpp deh, karena saya cuma sekedar iseng aja nonton film ini. Ternyata I like it so muuuuch! Filmnya enak banget ditonton, padahal dari awal kebanyakan cuma disuguhkan wajah Dustin Hoffman dan Emma Thompson, tapi menurut saya mereka memang ga perlu diragukan lagi kalau soal masalah akting. Saya enjoy mengikuti kisah percintaan 'orang-tua' di Last Chance Harvey, menurut saya lebih bagus jauuuhhhh dari Nights in Rodanthe. Ceritanya tentang Harvey Shine (Dustin Hoffman) yang sedang ke London untuk menghadiri pernikahan putrinya. Namun sayangnya ia harus menelan kekecewaan karena putrinya tersebut ternyata terlihat lebih mementingkan ayah tirinya daripada dirinya. Ia pun merasa canggung ketika harus berada di tengah-tengah mantan istri, anak, calon menantu, dan suami baru dari sang mantan istri. Ketika ia memutuskan untuk kembali ke Amerika sialnya ia malah tertinggal pesawat dan dipecat dari pekerjaannya. Disaat keadaan depresi itulah ia bertemu dengan seorang wanita Inggris bernama Kate Walker (Emma Thompson). Dan kalian pasti bisa menebak gimana cerita selanjutnya khan? Saya akui cerita ini memang sudah beratus-ratus kali dipakai dalam sebuah film. Cerita klise drama percintaan tentang dua sejoli yang baru bertemu lalu langsung jatuh cinta, happy ending, the end. Namun, tetap saja cerita seperti ini akan selalu ada. Percaya deh nanti jaman kita sudah kakek dan nenek pun, di bioskop tetap akan ada film percintaan macam ini. Dengan cerita yang bisa dikatakan biasa-biasa saja, film ini sangat terselamatkan dengan pemilihan Dustin Hoffman dan Emma Thompson sebagai pemeran utama. Mereka bermain sangat baik disini. Saya hanya sedikit menyayangkan kenapa endingnya sesimple itu, kayaknya kurang 'greget'. Tapi Last Chance Harvey menurut saya tetap istimewa dijalur genre 'percintaan-klise-dan-mudah-ditebak'. Love it!