February 17, 2011

REVIEW: CRAZY LITTLE THING CALLED LOVE / FIRST LOVE (สิ่งเล็กๆ ที่เรียกว่า...รัก)




































“Based on the true story of everyone.”

Selain film horror, ternyata Thailand juga jago meracik film komedi romantis. Setelah menonton Bangkok Traffic Love Story (2009), Hello Stranger (2010), dan kali ini Crazy Little Thing Called Love atau dengan judul lain First Love, saya harus mengakui kalau rom-com hasil karya filmmaker Thailand sudah tidak kalah jauh jika dibandingkan dengan rom-com Korea. Ciri khas Thailand lebih kepada unsur komedi yang blak-blakan dan konyol namun tentu saja dengan sisi romantis yang sangat terasa. Crazy Little Thing Called Love mengangkat tema yang manis, yaitu tentang cinta monyet semasa sekolah menengah pertama. So cute!

Nam (Pimchanok Luevisetpaibool) adalah seorang gadis berusia 14 tahun. Berkulit hitam, memakai kacamata dan kawat gigi, lengkap dengan potongan rambut yang jelek membuat Nam diledek itik buruk rupa. Tetapi ia malah jatuh cinta dengan Chone (Mario Maurer), teman satu sekolahnya yang lucu dan tampan. Dibantu tiga sahabatnya, Nam mencoba berbagai cara untuk menarik perhatian Chone, namun sepertinya Chone tidak memberikan respon yang luar biasa. Setelah terpilih menjadi Snow White dalam drama sekolah, Nam berusaha keras agar menjadi gadis yang cantik. Keadaan menjadi rumit ketika sahabat Chone yang baru pindah ke sekolah mereka malah naksir dengan Nam.

Tentu ini adalah film ABG (anak baru gede), tapi entah kenapa saya sangat menikmati film ini dari awal hingga akhir. Hal-hal konyol yang ada dalam film ini sepertinya memang pernah dirasakan orang-orang yang pernah melewati masa remaja. Rasa deg-degan luar biasa ketika berpapasan dengan gebetan, pura-pura izin ke toilet hanya untuk mengintip dan lewat depan kelasnya, menyimpan barang pemberiannya, dll. Semua memori rasa dalam sekejap kembali teringat dalam ingatan. Apalagi pemeran tokoh Chone, Mario Maurer, sedap sekali dipandang mata! FYI, Mario Maurer ini sekarang adalah artis yang paling digilai remaja Thailand lho! Sebelumnya Mario sudah dikenal lewat film Love of Siam (2007).

Film ini membuat emosi campur-aduk. Awalnya saya dibuat tertawa melihat tingkah Nam dan teman-temannya yang konyol serta guru bahasa Inggrisnya, akan tetapi saat menuju akhir film saya malah dibuat menangis! Kalau tidak salah, sepertinya baru ini film Thailand yang berhasil membuat saya menangis. Beberapa scene pada akhir film memang membuat saya sangat terharu, tidak terasa air mata langsung mengalir di pipi. Hehe.. Secara keseluruhan, ini bukan film yang luar biasa, tetapi saya suka dengan jalan cerita simple nan manis yang diangkat dalam film ini. Thanks to Blitzmegaplex for showing this cute movie! :’)





February 16, 2011

REVIEW: 127 HOURS




































“There is no force more beautiful than the will to live.”

James Franco adalah salah satu aktor favorit saya, hal ini bukan hanya dikarenakan ketampanan fisik atau betapa manis senyumnya, akan tetapi kualitas akting yang diberikan Franco dalam setiap filmnya selama ini selalu berhasil menarik perhatian saya meskipun itu hanya peran figuran sekalipun seperti yang terakhir saya saksikan dalam The Green Hornet (2011). Sayang, belum ada peran yang benar-benar berhasil membawa namanya ‘naik level’ dalam kancah perfilman Hollywood. Betapa bahagianya saya ketika tahu kalau James Franco yang akan berperan sebagai Aron Ralston dalam film yang diangkat dari kisah nyata arahan sutradara Danny Boyle (Slumdog Millionaire) bertajuk 127 Hours.

Film ini mengangkat kisah nyata Aron Ralston, seorang pendaki gunung yang pada tahun 2003 silam melakukan petualangan ke daerah tebing terpencil di Blue John Canyon – Utah. Ia tidak memberitahukan kepada siapapun tentang kepergiannya itu, ia juga tidak membawa telefon genggam. Aron hanya ingin merasakan kenikmatan adrenalin yang mengalir deras ketika melakukan petualangan favoritnya tersebut. Namun nasib naas rupanya malah menimpa dirinya, ketika sedang kesulitan menelusuri tebing terjal dan sempit ia tidak sengaja terperosot masuk kedalam dan lebih parahnya lagi, tangan kanannya tertimpa batu besar. Ia terperangkap di bawah tebing dengan kondisi tangan kanan tidak bisa digerakkan sama sekali hanya dengan sedikit sisa air minum, beberapa peralatan mendaki, dan pisau lipat made in China pemberian ibunya.

Saya tidak ingin spoiler, tetapi adegan ‘itu’ memang lumayan disturbing buat saya. Ketika menonton saya sesekali menutup mata dengan tangan saya dan mengintip dari sela-sela jari. Ya, visualisasi adegan ‘itu’ memang disajikan Danny Boyle dengan vulgar. Ada juga beberapa adegan selain adegan ‘itu’ yang cukup men-jijay-kan (hehe!). Saya suka dengan scene-scene flashback yang diselipkan Boyle disini, membuat film menjadi tidak monoton. Begitu juga dengan dialog-dialog menghibur yang ada. Pilihan soundtrack juga menjadi salah satu nilai tambah. Belum lagi pemandangan tebing yang diperlihatkan dalam film ini, simply breathtaking! Tapi satu esensi penting yang menjadi faktor penentu sukses atau tidaknya 127 Hours adalah penampilan brilian James Franco.

Seperti yang sudah saya tulis diatas, James Franco selama ini sepertinya belum mendapatkan peran yang membuatnya mampu menunjukkan totalitas akting yang membuatnya setingkat lebih dikenal lagi dari sebelumnya, akan tetapi dalam film ini ia akhirnya menemukan sesuatu yang baru bagi karirnya. He really nailed it! Sebegitu baik aktingnya dalam film ini, ia akhirnya dinobatkan menjadi nominasi Best Actor dalam ajang Oscar 2011. Sebuah pencapaian yang sangat membanggakan, apalagi kalau sampai nanti ia berhasil menang. Namun, sepertinya memang sulit, mengingat saingan yang lain juga tak kalah bagus. But I wish him the best! Saya tidak yakin apabila tokoh Aron Ralston diperankan aktor lain, mungkin tidak akan sebagus ini. Mungkin.

Secara keseluruhan saya menyukai 127 Hours, apalagi mengingat film ini based on a true story. Mungkin banyak yang membandingkan film ini dengan Buried (2010), menurut saya 127 Hours berbeda. Buried lebih menitikberatkan kearah thriller, sedangkan 127 Hours lebih menonjolkan sisi drama dan bagaimana perjuangan seorang Aron Ralston untuk mempertahankan hidupnya dengan segala cara sampai cara yang gila sekalipun. Film ini mempunyai nilai positif yang bisa kita ambil yaitu untuk tidak putus asa dalam keadaan apapun, meski kesempatan yang tersisa sepertinya sangat kecil. Mungkin beberapa orang akan sangat suka film ini dan akan ada juga beberapa orang yang sangat tidak suka film ini. But, I love this movie! How about you guys?












































































The real Aron Ralston picture (from Google):

February 14, 2011

ROMANTIC MOVIE QUOTES ♥ ♥ ♥


“Winning that ticket, Rose, was the best thing that ever happened to me… it brought me to you … You must do me this honor, Rose. Promise me you’ll survive. That you won’t give up, no matter what happens, no matter how hopeless. Promise me now, Rose, and never let go of that promise.”Titanic (1997)

"Soul mates. It's extremely rare, but it exists. It's sort of like twin souls tuned into each other." What Dreams May Come (1998)


“Love means never having to say you’re sorry.” Love Story (1970)

“I’m scared of walking out of this room and never feeling the rest of my whole life the way I feel when I’m with you” Dirty Dancing (1987)

“I love you. You’re my only reason to stay alive… if that’s what I am.” The Twilight Saga: New Moon (2009)

"I am just a girl standing in front of a boy asking him to love her." - Nothing Hill (1999)

"When you realize you want to spend the rest of your life with a person, you want the rest of your life to start as soon as possible." When Harry Met Sally (1989)

“I’m too tired not to be with you.” High Fidelity (2000)

Being with you is the only way I could have a full and happy life. You’re the girl of my dreams… and apparently, I’m the man of yours.”50 First Dates (2004)

Tell me that you love me first because I'm afraid that if I tell you first you'll think that I'm playing the game.” – Love Me If You Dare (2005)

"Love is like the wind.. You can't see it, but you can feel it." A Walk to Remember (2002)

"You can't help who you love, you're not supposed to." Save The Last Dance (2001)

"Love? Above all things I believe in love! Love is like oxygen! Love is a many splendored thing, love lifts us up where we belong, all you need is love!"Moulin Rouge! (2001)

I'm warning you, if you take one step closer, I'm never letting you go.” – No Strings Attached (2011
)
I love you. I am who I am because of you. You are every reason, every hope, and every dream I've ever had, and no matter what happens to us in the future, everyday we are together is the greatest day of my life. I will always be yours. “ – The Notebook (2004)

"If your not willing to sound stupid, you're not worthy of falling in love." A Lot Like Love (2005)

"I like you very much. Just as you are." Bridget Jones’s Diary (2001)

"2 weeks, thats all i took for me to fall for you"- Dear John (2010)

Thank you for the honor of being my wife. I'm a man with no regrets. How lucky am I. You made my life, Holly. But I'm just one chapter in yours. There'll be more. I promise. So here it comes, the big one. Don't be afraid to fall in love again. Watch out for that signal, when life as you know it ends. P.S. I will always love you. “ – P.S. I Love You (2007)


Spongebob: "What do you usually do when I'm gone?"

Patrick: "Wait for you to come back."

Happy Valentine’s Day 2011
(photo: Tumblr)

February 13, 2011

REVIEW: THE GREEN HORNET



































Kato: I was born in Shanghai. You know Shanghai?
Britt Reid: Yeah, I love Japan.

Setelah beberapa kali penundaan dan masalah pada saat produksi akhirnya The Green Hornet dirilis juga awal 2011 ini. Green Hornet sendiri adalah karakter superhero klasik yang terkenal pada tahun 1960-an mulai dari radio hingga diangkat ke serial televisi, kala itu karakter sidekick Green Hornet diperankan oleh icon martial-arts Bruce Lee. Kali ini sang sutradara, Michel Gondry, paling dikenal lewat filmnya Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004), ada juga film-film lainnya seperti Be Kind Rewind (2008) dan Tokyo! (2008). Kali ini Seth Rogen yang juga menjadi co-writer film ini bersama Evan Goldberg, berperan menjadi sang superhero Green Hornet. Penyanyi kawakan asal Taiwan, Jay Chou menggantikan posisi Bruce Lee memerankan tokoh Kato.

Britt Reid (Seth Rogen) adalah anak tunggal dari James Reid (Tom Wilkinson), pemilik surat kabar lokal 'The Daily Sentinel'. Britt tumbuh menjadi seorang playboy yang memiliki gaya hidup mewah serta gemar pesta pora, hal ini disebabkan oleh renggangnya hubungan dengan sang ayah. Ketika tiba-tiba ayahnya meninggal dunia, mau tidak mau Britt harus mewarisi 'kerajaan' surat kabar milik ayahnya tersebut. Tidak sengaja ia bertemu dengan Kato (Jay Chou) yang ternyata adalah montir ayahnya dan juga orang yang selama ini membuatkan kopi nikmat untuknya setiap pagi. Britt sangat terkesan dengan kemampuan Kato dengan mesin, ia mampu membuat mesin pembuat kopi canggih, mobil dengan senjata, dll. Tidak disangka, Kato juga mahir bela diri, ia juga memiliki suatu kelebihan dimana ia bisa melihat segala sesuatu dengan perlahan. Britt lalu menemukan sebuah ide gila yaitu menjadi superhero, Kato pun menyutujui dan akhirnya mereka sepakat menjadi 'The Green Hornet'. Ternyata kehadiran pahlawan misterius ini membuat gusar ketua gangster Chudnofsky (Christoph Waltz) dan memerintahkan semua bawahannya untuk membunuh 'The Green Hornet'.

Saya benar-benar tidak berekspektasi apapun ketika menyaksikan film ini, malahan saya mengira kalau filmnya akan mengecewakan. Tapi ternyata tidak seburuk yang saya kira, film ini lumayan menghibur meskipun ada beberapa yang sedikit mengesalkan juga. Karakter Seth Rogen disini lumayan annoying kalau menurut saya, hehe.. Lalu akting Jay Chou masih terlihat sedikit kaku meskipun aksi bela diri yang ditampilkan sudah luwes dan sangat baik. Mungkin hal ini turut dipengaruhi oleh bahasa Inggris Jay Chou yang masih belum terlalu lancar. Tapi secara keseluruhan menurut saya Jay Chou cocok dengan peran Kato. Chemistry antara Seth Rogen dan Jay Chou untungnya terjalin dengan baik, karena film ini sangat mengutamakan hubungan pertemanan yang kuat antara Britt dan Kato. Saya suka dengan kehadiran Christoph Waltz disini, menghibur! Cameron Diaz sayangnya kurang pas bermain disini, entahlah menurut saya mungkin sudah terlalu berumur jika dibandingkan dengan Rogen dan Chou. But I like her anyway! Intinya ini bukan film action, tapi film komedi. Lumayan lah untuk hiburan awal tahun. Jangan lewatkan penampilan konyol sekilas dari James Franco di awal film yaa! Saran: lebih baik nonton versi 2D, katanya 3D-nya kurang 'maknyusss'.. :)





REVIEW: THE MECHANIC



































"Someone has to fix the problems."

The Mechanic yang disutradarai oleh Simon West (Tomb Raider, Con Air) adalah sebuah remake dari film berjudul sama pada tahun 1972 yang diperankan oleh Charles Bronson dan Jan-Michael Vincent. Disini Jason Statham dipasangkan dengan aktor muda Ben Foster dalam film action bertempo cepat dan tak kunjung henti memacu jantung para penonton dengan adegan demi adegan seru sekaligus brutal didalamnya. Saya belum menonton versi originalnya, tapi terus terang saya sangat menikmati film ini. Meskipun saya juga bukan penggemar Jason Statham, namun harus saya akui kalau kharisma Statham sebagai aktor film laga memang luar biasa, sepertinya untuk masa sekarang ini belum ada yang menyaingi kharismanya. Wajah sangar, badan tegap, suara berat, kepala plontos, kriteria 'preman' apalagi yang kurang dari seorang Statham?

Jason Statham berperan sebagai Arthur Bishop, seorang pembunuh professional yang biasa mempunyai sebutan 'mechanic' karena para pembunuh ini bukan pembunuh sembarangan, dimana mereka harus bisa membuat kejadian itu terlihat seperti sebuah kecelakaan, seolah tak pernah ada kejadian pembunuhan disana. Jadi semua yang dilakukan oleh Arthur sudah terencana dengan detail dan dibuat skenario seperti dalam sebuah film. Ia tinggal sendirian di sebuah rumah yang bagus namun terpencil. Arthur mempunyai seorang mentor sekaligus teman dekatnya yang bernama Harry McKenna (Donald Sutherland). Suatu hari ia mendapat tugas untuk membunuh Harry karena diduga berkhianat, awalnya Arthur menolak namun pada akhirnya ia harus tetap menjalankan tugasnya secara professional. Ia lalu mendekati anak Harry, Steve McKenna (Ben Foster) yang kemudian ia latih menjadi seorang 'mechanic' seperti dirinya. Masalah belum usai, bagaimana kalau Steve tahu kalau Arthur lah yang membunuh ayahnya?

The Mechanic menurut saya adalah sebuah film layak ditonton bagi para penggemar action movies. Terlebih, Jason Statham sepertinya memang sudah sangat spesialis dengan peran-peran sebagai seorang pembunuh bayaran yang tenang dan terkesan tanpa emosi. Dalam film ini ia memainkan peran andalannya itu dengan sangat baik. Beberapa adegan ada yang lumayan brutal visualisasinya, namun selingan humor yang diberikan sangat membantu mencairkan suasana tegang. Chemistry yang dihasilkan oleh Statham dan Foster sepertinya juga terjalin dengan baik, perbedaan karakter yang dimainkan membuat keduanya mempunyai daya tarik masing-masing untuk ditonton. Kesimpulannya kalau anda penggemar film action, sudah pasti wajib menonton film ini.