August 19, 2011

REVIEW: FAST FIVE




































"You only live once, lets do this!"

Perlu diakui kalau franchise film ini memang selalu menarik untuk dijadikan tontonan hiburan. Para lelaki terhibur dengan mobil-mobil keren dan para wanita cantik nan sexy yang selalu hadir disini. Lalu wanita juga tentunya terhibur dengan para pria macho yang hobi ngebut. Belum lagi ditambah soundtrack yang selalu bersemangat dan asik untuk didengar. Saya pribadi paling suka dengan film pertama yakni The Fast and The Furious (2001). Waktu itu yang ada dalam benak saya, 'Filmnya keren banget!'. Selanjutnya 2 Fast 2 Furious, ohh well..tidak ada Vin Diesel dalam jajaran cast, tentu saja penonton kecewa, filmnya sendiri pun menurut saya memang mengecewakan. Berlanjut lagi dengan The Fast and the Furious: Tokyo Drift (2006) yang memangkas semua para pemain lama, digantikan dengan pemain baru. Kali ini menurut saya lumayan saja, namun kehadiran sosok Han yang diperankan oleh aktor Korea; Sung Kang, cukup mencuri perhatian. Terakhir Fast & Furious (2009) boleh ditonton, jauh lebih baik dari pada yang sudah-sudah. Namun, siapa sangka kalau Fast Five kali ini merupakan yang terbaik dari semua yang ada, at least ini menurut pendapat saya.

Fast Five bercerita tentang Brian O'Connor (Paul Walker) dan pacarnya yang juga adik Dom, Mia (Jordana Brewster) sedang berada di Rio de Janiero, Brazil, untuk bertemu dengan teman lama mereka, Vince (Matt Schulze). Disana juga akhirnya mereka bertemu lagi dengan Dominic Toretto (Vin Diesel) yang baru melarikan diri dan berstatus buronan. Mereka bertiga akhirnya setuju dengan tugas baru yang diberikan oleh Vince, yakni membantu mafia no.1 di Brazil, Hernan Reyes (Joaquim de Almeida). Namun ada sesuatu yang janggal dalam misi itu, sampai akhirnya Dom memutuskan untuk melakukan misi 'bunuh diri' yang apabila berhasil dapat merubah hidup mereka semua. Untuk merealisasikan misi ini mereka tidak bisa hanya bertiga saja, mereka lalu mengumpulkan teman-teman lama untuk membantu dan nantinya hasil yang didapatkan akan dibagi rata. Tentu saja jumlah yang mereka incar sangat amat besar, namun itu juga dibarengi dengan konsekuensi yang luar biasa besar pula. Apalagi Dom dan kawan-kawan sedang dicari FBI yang mengutus orang terbaik mereka, Luke Hobbs (Dwayne Johnson).

Apa sebenarnya alasan saya berani mengatakan kalau Fast Five adalah film terbaik dari keseluruhan franchise ini? Senang sekali rasanya melihat para pemain yang berkesan muncul dan reuni bersama dalam film ini. Jalan cerita yang ditawarkan kali ini memang bisa dibilang tidak istimewa, namun selipan humor yang ada sangat menghibur! Kehadiran 'The Rock' dalam film ini juga membuat keseluruhan isi film semakin meriah. Fast Five hadir pure sebagai entertainment movie, tidak perlu berfikir pada saat menonton, nikmati saja aliran adegan aksi yang ada. Banyak dialog yang membuat penonton tertawa, ini juga semakin menambah nilai plus. Mungkin ada beberapa orang, terutama para pria pecinta otomotif yang kecewa karena dalam Fast Five kali ini tidak menyajikan mobil-mobil super keren seperti sebelumnya. Namun bagi orang yang memang tidak terlalu mempermasalah itu, Fast Five benar-benar sebuah tontonan yang memuaskan apalagi jika disaksikan dalam layar lebar. Jadi tidak sabar menunggu sekuel selanjutnya, kabarnya Eva Mendes akan kembali bergabung, begitu juga dengan karakter Letty yang diperankan oleh Michelle Rodriguez yang sepertinya akan diceritakan ternyata belum atau tidak jadi mati. Well, we'll see..





August 18, 2011

REVIEW: HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS: PART 2




































"It all ends."

Usai sudah franchise yang luar biasa sukses selama hampir 14 tahun terakhir ini dan disukai oleh banyak orang dari seluruh penjuru dunia, Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 menjadi film Harry Potter ke-8 sekaligus menjadi film penghabisan. Bagi para penggemar setianya, sudah pasti ini membawa kesedihan yang luar biasa. Apalagi bagi mereka yang merasa 'tumbuh' bersama dengan Harry, Ron, dan Hermione. Meskipun saya bukan penggemar fanatik, saya pun merasa sedih karena tahun depan sudah tidak ada lagi hype Harry Potter yang seketika membuat bioskop penuh sesak. Tapi saya juga senang, karena film ini ditutup dengan sedemikian memuaskan oleh David Yates. Big thanks to him! Berhubung saya bukan pembaca novelnya, jadi saya tidak berhak memberikan komentar mengenai adaptasi yang ada, tapi saya puas sekali dengan apa yang saya tonton. Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 merupakan salah satu film Harry Potter terbaik dari yang ada.

Harry (Daniel Radcliffe), Ron (Rupert Grint), dan Hermione (Emma Watson) melanjutkan misi terakhir dan yang paling menentukan guna mengalahkan Lord Voldermort (Ralph Fiennes). Hanya tinggal tiga buah Horcruxes yang belum diketemukan, apabila mereka bisa menemukan sisanya maka sudah pasti rencana akan berjalan lancar. Namun misi mereka menemukan letak Horcruxes diketahui oleh Voldertmort dan tentu saja pertempuran besar pun tak terhindari lagi. seluruh kekuatan dan pendukung Voldermort melawan para pendukung Harry Potter dari Hogwarts bertempur habis-habisan. Namun, yang pada akhirnya dapat mengalahkan Voldertmort hanyalah Harry seorang.

Diantara semua film Harry Potter yang ada, saya berani mengatakan kalau film ini lah yang memiliki visual efek paling jempolan. Luar biasa halus dan memanjakan mata! Part 2 juga merupakan film Harry Potter dengan adegan pertempuran yang paling intens dan menegangkan. Memang plot dari Part 2 ini tidak terlalu istimewa, namun adegan action tanpa henti yang disajikan disini sungguh membuat jantung berdetak lebih cepat, penonton seakan tidak sabar melihat Harry Potter vs. Lord Voldertmort, setelah menunggu sampai delapan film! Fiuhh..finally. Karakter Neville Longbottom (Matthew Lewis) merupakan karakter yang paling saya sukai dari film ini. Begitu juga pada saat terungkapnya asal usul Professor Severus Snape (Alan Rickman), menurut saya scene tersebut digambarkan dengan baik sekali, sangat menyentuh namun tidak cengeng.

Para pemain utama seperti Daniel, Rupert, dan Emma terlihat sekali memberikan performa yang juga 'habis-habisan'. Disamping penampilan mereka yang terlihat lebih mature, kualitas akting yang ada dalam Part 2 juga terasa lebih matang dan prima. Bukan hanya mereka, menurut saya seluruh cast yang terlibat dalam film ini sepertinya memang berusaha mati-matian membuat film ini menjadi film penutup yang baik. Dan mereka berhasil! Apalagi yang penonton harapkan? Ini sudah lebih dari cukup dan menurut saya David Yates sudah mampu memenuhi ekspektasi para penggemar. Saya pribadi sangat puas dengan film ini. Sedih juga rasanya menerima kenyataan kalau film ini akhirnya sudah selesai. Tapiii..well done! Overall, sangat amat memuaskan! :)





August 10, 2011

REVIEW: SOMETHING BORROWED




































"I thought guy like you would never like girl like me."

Something Borrowed diangkat dari sebuah novel percintaan karya Emily Giffin dengan judul yang sama. Layaknya sebuah film romantic comedy yang ringan, Something Borrowed juga tidak bermodalkan script luar biasa ataupun twist yang rumit, melainkan hanya menjadi sebuah tontonan yang manis. Saya pribadi sangat menyukai film ini, saya rasa para wanita lainnya juga akan menikmati alur cerita yang disuguhkan. Simple story, predictable ending, but very sweet and touching at the same time! Kehadiran Kate Hudson dan John Krasinski dengan kualitas akting mereka yang jempolan dalam film ini juga sangat membantu menambah poin plus pada keseluruhan film. Saya yang belum pernah membaca novelnya malah jadi ingin segera beli! :)

Rachel (Ginnifer Goodwin), seorang wanita yang biasa-biasa saja. Saat kuliah di jurusan hukum ia bertemu dengan seorang pria tampan bernama Dex (Colin Egglesfield). Mereka akrab satu sama lain dan diam-diam Rachel memendam perasaannya terhadap Dex. Akibat tidak percaya diri, Rachel hanya bisa pasrah ketika Dex 'direbut' oleh sahabatnya yang cantik dan sexy, Darcy (Kate Hudson). Sampai pada saat Dex dan Darcy sudah akan mempersiapkan pernikahan, Rachel malah tidak sengaja mengungkapkan perasaannya kepada Dex. Tidak disangka, Dex juga merasakan hal yang sama. Namun, Rachel berada pada keputusan yang sulit, apa ia harus memilih untuk memperjuangkan pria yang dicintainya namun menyakiti sahabat terbaiknya atau mundur agar sahabatnya bahagia namun dirinya lah yang menderita?

Beruntung Rachel memiliki sahabat yang baik dan sangat perduli dengannya. Ethan (John Krasinski) selalu memberikan masukan dan motivasi kepada Rachel, ia berharap kalau Rachel dapat mendorong Dex untuk membuat pilihan secepatnya karena Ethan tidak suka melihat sahabatnya seperti dipermainkan perasaannya oleh Dex. Namun, situasi yang terjadi memang rumit. Apalagi Rachel dan Darcy sudah bersahabat sejak kecil, meskipun kepribadian keduanya sangat bertolak belakang tapi mereka sudah jelas sayang satu sama lain. Sulit memang ketika harus memilih antara cinta atau persahabatan.

Something Borrowed ternyata berhasil menjadi sebuah film romcom yang jauh lebih baik dari bayangan saya. Setiap karakter yang ada dalam film ini dimainkan dengan pas sekali oleh para aktor dan aktris yang ada. Saya sangat menikmati menonton film ini. Menurut saya cerita yang disajikan terlihat sederhana, namun sebenarnya rumit apabila kita membayangkan ada di posisi sang pemeran utama. Secara keseluruhan menurut saya film ini lumayan berhasil menyajikan sebuah tontonan yang mudah dicerna namun tidak menjadi sebuah tontonan 'sampah'. Sisi komedi dan romantis didalamnya tersaji dengan seimbang. Satu hal lagi yang penting, John Krasinski semakin membuktikan kalau ia adalah aktor yang patut diperhitungkan. Two tumbs up untuk aktingnya dalam film ini! Ohh well, mungkin saya tidak akan mengingat film ini sampai jangka waktu yang lama, namun saya tidak perduli karena saya sangat terkesan ketika selesai menontonnya. I enjoyed it so much! :)





August 2, 2011

REVIEW: TRANSFORMERS: DARK OF THE MOON




































"Remember this: you may lose your faith in us but never in yourselves."

BOO! Another Transformers movie.. Jujur, saya tidak terlalu bersemangat untuk menonton film ini karena film keduanya Transformers: Revenge of the Fallen (2009) sangat amat mengecewakan bagi saya. Film pertama Transformers (2007) menurut saya lumayan bagus dan tentu saja membuahkan ekspektasi yang tinggi pada film lanjutannya, akan tetapi Michael Bay mengecewakan saya dan juga para penggemar lainnya. Transformers 2 tidak berhasil dalam setiap sisi yang disajikan, setuju?! Maka ketika film ketiga ini muncul saya tidak menaruh ekspektasi apapun, apalagi Megan Fox yang sudah jadi 'icon' Transformers kini juga sudah digantikan dengan karakter baru yang diperankan model sexy Victoria's Secret, Rosie Huntington-Whiteley.

Tidak disangka, saya puas sekali dengan Transformers: Dark of the Moon. Michael Bay memang harus menggarap seperti ini. Ini lah yang diharapkan para penggemar Transformers, well at least saya pribadi berfikir demikian. Tapi saya juga harus mengatakan kalau anda mengharapkan akting yang luar biasa, plot fantastis, atau pendalaman pada tiap karakter mungkin anda akan kecewa. Ini Transformers! Entertaining movie! For me, this one is very entertaining. Saya beruntung bisa menyaksikan lebih awal pada media screening hari Minggu kemari di Senayan City XXI, 3D pula. Puas sekali. Saya keluar bioskop dengan decak kagum pada visual effects-nya yang luar biasa bagus didukung dengan adegan-adegan slow motion yang keren! This is what a Transformers movie should be!

Plot kurang lebih masih berlanjut dari dua film sebelumnya, Autobots dan Decepticons masih berperang melawan satu sama lain. Harapan satu-satunya berada di tangan jagoan kita, Sam Witwicky (Shia LaBeouf) yang sekarang bersama pacar baru yang -woohoo- tidak kalah hot dari pacar sebelumnya, Carly (Rosie Huntington-Whiteley). Film dimulai dengan adegan tahun 1960-an dimana ternyata pada masa itu pesawat Autobot pernah kecelakan dan terdampar di bulan. Program Apollo 11 berhasil menemukan pesawat tersebut dan membawa beberapa sample ke bumi dan hal ini tentu saja dirahasiakan dengan sangat ketat. Lalu disisi lain Sam sedang frustasi karena tidak mempunyai pekerjaan. Apalagi pacarnya yang cantik bekerja di showroom mobil antik milik pengusaha tampan dan kaya raya, Dylan (Patrick Dempsey). Selanjutnya dimulai lah adegan-adegan aksi antara Decepticons yang ternyata mencari sisa-sisa pilar yang dulu berada di pesawat Autobot tersebut. Dengan pilar-pilar itu mereka bisa membawa seluruh isi planet Cybertron ke Bumi.

Mulai dari pertengahan film hingga akhir kita akan melihat peperangan special effects yang luar biasa keren. Special Effects dalam film ini merupakan yang terkeren diantara ketiganya. Trust me! Bay juga banyak menyelipkan dialog dan adegan lucu kali ini sehingga membuat penonton tidak merasa bosan melihat peperangan yang terus menerus. Akting Shia LaBeouf rasanya juga lebih total kali ini, namun sayang chemistry antara dirinya dan sang model Victoria's Secret kurang terjalin dengan baik. Hmm..akting Rosie Huntington-Whiteley memang terasa kaku, tapi apa yang anda harapkan dari seorang model lingerie yang baru pertama kali bermain film? Positifnya, saya rasa Rosie cukup berhasil menggantikan posisi Megan Fox dalam film ini. Lagipula kualitas akting Megan Fox juga tidak bagus-bagus amat. Sama-sama cuma bermodalkan wajah cantik dan tubuh sexy saja, lumayan lah daripada para pria melihat robot terus. :p

Intinya, jangan mengharapkan plot yang bagus dari film ini. Seperti yang semua orang tahu jagoan pada akhirnya pasti menang. Nikmati saja sajian special effects yang ada. Sangat jauh lebih baik dibanding film keduanya yang super sucks. Saran saya, tidak perlu juga menonton versi 3D karena tidak terlalu berasa juga. I think 2D is fine. Ribet juga soalnya pakai kacamata 3D, kepala koq rasanya malah pusing. Haha.. Menurut saya Michael Bay cukup berhasil kali ini dengan Transformers 3, at least adegan peperangan Autobots dan Decepticons asik sekali untuk dinikmati. Selipan humor didalamnya beberapa juga mengundang tawa. Jajaran cast juga asik, apalagi ditambah dengan kehadiran dua pemain peraih Oscar; Frances McDormand dan John Malkovich yang semakin meramaikan suasana. Overall, film ini menghibur koq meskipun durasinya lumayan panjang sekitar 157menit! :)