December 12, 2009

REVIEW: DEPARTURES (おくりびと)




































"The gift of last memories"

Departures really touched me to tears. Yup, saya nangis nonton film ini. Sebetulnya sudah punya dvd bajakannya dari kemarin-kemarin dan saya juga sudah sempat nonton sekitar 20 menit, tapi saya matiin. Karena teksnya berantakan banget, apalagi ini film Jepang, saya jadi kurang mengerti. Sempat berfikir kalau film ini kurang bagus, tapi untungnya JiFFest 2009 menayangkan film ini. Jadi saya coba untuk beli tiketnya, ternyata .. saya suka film ini. SANGAT SUKA. Memang yaa, seperti yang sering saya tulis sebelumnya, nonton di dvd bajakan dan di bioskop beda banget. Kalau di bioskop semua jelas, fokus kita hanya tertuju pada film. Saya benar-benar bersyukur memilih film ini menjadi salah satu film saya di JiFFest. Ceritanya tentang Daigo Kobayashi (Masahiro Motoki) yang berprofesi sebagai pemain cello di sebuah orkestra. Namun sangat disayangkan oskestra tersebut harus bubar karena sepi peminat. Daigo lalu kembali ke kampung halamannya bersama sang istri tercinta Mika Kobayashi (Ryoko Hirosue). Ketika sedang membaca koran, ia menemukan sebuah lowongan pekerjaan. Di lowongan tersebut tertulis 'departures', tadinya ia kira ini adalah pekerjaan mengantar orang seperti misalnya travel agent. Lalu keesokan harinya ia pun datang ke alamat yang tertera pada lowongan tersebut. Kaget bukan main, ternyata pekerjaannya adalah 'mengantar' orang yang sudah meninggal. Tadinya ia tidak jadi menerima pekerjaan tersebut, namun karena gajinya besar, Daigo pun memutuskan untuk mencoba. Istri dan orang-orang sekitarnya tidak setuju dengan pekerjaan Daigo ini, karena mereka menganggap kalau pekerjaan merias mayat adalah pekerjaan rendah dan membuat malu. Daigo yang tadinya setengah hati dalam menjalankan pekerjaannya lambat laun malah mencintai pekerjaan itu. Film ini benar-benar berhasil menyentuh hati saya. Di mata saya, Departures sempurna tanpa cela. Didukung pula dengan soundtrack yang pas. Di awal film, kita disuguhi lelucon-lelucon lucu yang membuat tertawa, tapi seiiring dengan berjalannya film, emosi kita akan ikut larut didalamnya. Sampai di akhir, air mata pun tidak dapat terbendung lagi. Film ini membuat saya teringat akan almarhum ayah saya yang meninggal belasan tahun lalu. I miss him a lot after watched this film. Kalau anda pernah kehilangan anggota keluarga yang anda cintai, menonton film ini saya jamin anda akan menangis seperti saya. Hebat sekali Departures dapat membangun emosi penonton dari yang tadinya datar saja namun semakin lama menuju ke titik klimaks. Banyak kalimat-kalimat disini yang membuat saya terharu. Akting para pemain juga bisa dibilang sempurna, terlebih pemeran utama, Masahiro Motoki. Departures pastinya mulai sekarang akan jadi salah satu film favorit saya. A-MUST-WATCH. :)




+ komentar + 3 komentar

December 13, 2009 at 12:10 PM

gue ngilu tiap kali denger si Daigo Kobayashi maen cello, trs makin ngilu pas dia flashback ke masa kecilnya, yg gambar ayahnya di blur gt.

trs yang batu2 itu. itu dalem bgt yaa gab,

mateeeeekkk lah ni film Jepang siaaalaaannn hahaha

Terimakasih iin atas Komentarnya di REVIEW: DEPARTURES (おくりびと)
December 13, 2009 at 3:44 PM

@ iin : di bagian itu gue udah banjir nangis tau ga sih in.. Emang sial ni film bikin gue mewek nontonnya..

batu2 itu bener2 bikin merinding tau ga, terharu bangetttt..

hahahaha.. ternyata elo melankolis jg yaa.. TOSS!:p

December 13, 2009 at 5:32 PM

jadi pengen liat..

Terimakasih Ghozy atas Komentarnya di REVIEW: DEPARTURES (おくりびと)

Post a Comment