"Why do You create us differently if You only want to be worshipped in one way?"
Akhirnya tadi saya berhasil memuaskan rasa penasaran terhadap film cin(T)a. Sejak pertama kali melihat trailernya saya sudah amat -sangat- tertarik dengan film ini. Sinopsis pun sudah pernah dibahas di blog ini beberapa waktu lalu. Ceritanya tentang Cina (Sunny Soon), seorang mahasiswa baru di perguruan arsitektur yang berusia 18 tahun, Batak keturunan Chinese dan beragama Kristen, pintar dan apa adanya. Annisa (Saira Jihan), mahasiswi tingkat akhir yang kuliahnya terhambat karena karirnya di dunia film, seorang Jawa pemeluk agama Islam yang juga taat dan kental. Popularitas dan kecantikan membuatnya kesepian, sehingga ia bersahabat dengan jarinya sendiri yang digambari bermuka sedih. Sampai suatu hari datang ‘jari’ lain yang menemani. Inti dan tema film ini sebenarnya sangat bagus dan jarang diangkat, yaitu 'menyentil' tentang masalah agama dengan dibalut percintaan. Yang lebih diangkat dalam film ini adalah masalah perbedaan dan bagaimana kita dapat menerima perbedaan itu. Overall, saya suka dengan film ini tapi entah kenapa ada kekecewaan. Mungkin karena saya terlalu berharap lebih terhadap film ini sejak awal jatuh cinta pada trailernya. Filmnya sendiri tidak seistimewa trailer, bagian-bagian yang menarik dan 'wahh' sudah dipertontonkan semua di trailer, sisanya biasa saja. Memang potongan adegan di trailer cin(T)a diakui banyak orang sangat menarik. Yang paling mengganggu adalah sound mixingnya berantakan sekali, banyak score yang terlalu keras sehingga malah dialog tidak terdengar. Tadi saya lebih banyak membaca subtitle bahasa inggrisnya ketimbang mendengarkan dialog, karena di beberapa bagian benar-benar sampai tidak terdengar sama sekali. Tadi saya nonton di Blitzmegaplex Mall of Indonesia, suara musik film ini pecah sekali, sampai membuat sakit telinga (sebelah saya pun komplain tentang hal yang sama). Saya tidak tahu masalah suara pecah ini memang dari filmnya sendiri atau dari bioskop tempat saya menonton tadi. Beberapa adegan pun menurut saya agak aneh, karena terlalu theatrikal. Ending film juga tidak memuaskan. Durasi juga terlalu pendek. Dan lagi, saya terganggu dengan penampilan Saira Jihan yang terkesan 'sok kalem', sepanjang film cara berbicaranya seperti berbisik. Aneh! Namun sebaliknya, akting Sunny Soon malah terbilang lumayan untuk ukuran pendatang baru. Well, biar bagaimanapun film ini berhak mendapatkan nilai tersendiri karena berani mengangkat tema yang 'berani'. Dialog-dialog pintar di film ini pun sangat menyelamatkan keseluruhan film. Sekarang terserah anda mau memutuskan untuk nonton atau tidak. :)