● Incendies - Canada
Sejak kematian ibu mereka (Lubna Azabel), pasangan anak kembar; Jeanne (Melissa Desormeaux-Poulin) dan Simon (Maxim Gaudette) menerima amanat terakhir ibunya melalui sang pengacara, Jean Lebel (Remy Girard). Amanat tersebut sangat mengagetkan, karena mereka diharuskan mencari ayah mereka yang selama ini mereka fikir sudah meninggal dunia dan kakak lelaki mereka yang tidak pernah mereka ketahui keberadaannya sama sekali. Ada dua surat yang sudah ditinggalkan sang Ibu; Nawal Marwan, untuk diberikan masing-masing kepada ayah dan kakak lelaki mereka. Untuk melaksanakan amanat ini, mereka harus terbang jauh ke Timur Tengah guna menelusuri perjalanan hidup sang ibu. Perjalanan ini secara tidak langsung menjadi pembelajaran dan juga penemuan kenyataan pahit tentang kisah kelahiran mereka yang selama ini tidak pernah diceritakan.
>>> Sebuah film drama hasil karya Denis Villeneuve yang sangat intens dan dramatis. Meskipun memiliki alur cerita yang lambat, namun saya tidak bosan sama sekali karena akting para pemainnya yang jempolan. Melihat aksi Jeanne dan Simon berusaha memenuhi permintaan terakhir ibunya dengan mengoyak kebenaran-kebenaran mencengangkan yang selama ini tidak diketahui terus terang membuat pikiran saya seakan ikut masuk kedalam adegan demi adegan dalam film ini. Denis menggambarkan dengan baik dan halus bagaimana masa lalu sang ibu juga kegetiran yang dialami. Twist dramatis di akhir film ini pastinya akan membuat semua orang terkejut dan mendiskusikannya setelah menonton. Ending yang sangat mengejutkan. Film ini bercerita dengan cara yang amat filosofis tentang nasib manusia, perdamaian dan perang, cinta dan benci, dendam dan pengampunan. Cinematografi dalam film ini juga digarap sangat baik, terlebih dengan potongan lantunan lagu dari Radiohead yang turut mengungkap kegelapan masa lalu sang ibu.
● Outrage (アウトレイジ) - Japan
Alur cerita film ini berkisah tentang kekejaman para geng Yakuza yang berusaha mati-matian untuk merebut kekuasaan tertinggi. Para bos mafia ini bersaing dengan menggunakan metode dan intrik yang sedemikian rupa untuk memperluas 'kerajaan' mereka. Bertindak dengan kejam tanpa pikir panjang lagi bukanlah hal yang aneh dalam dunia para Yakuza. Masing-masing individu juga menginginkan kedudukan tertinggi, maka tidak heran kalau tidak ada istilah teman diantara mereka. Demi kedudukan itu mereka pun rela saling bunuh. Film dibuka dengan adegan dimana para Yakuza yang rata-rata mengendarai Mercedez Benz hitam berkumpul di rumah 'bos besar' yang disebut Mr.Chairman (Kitamura Soichiro). Sang bos mengeluarkan perintah, lalu para gangster kembali ke wilayah masing-masing, kecuali Ikemoto (Jun Kunimura) yang diberikan omelan lebih. Sang bos besar menduga kalau klan lain; Murase, telah mengambil jatah narkoba klan Sannokai miliknya. Ikemoto lalu meminta rekannya Otomo (Takeshi Kitano) untuk membantunya menangani masalah tersebut. Otomo mencoba mengirim 'pesan' kepada Murase, namun dari situ masalah malah menjadi lepas kendali.
>>> Apa yang terlintas di pikiran anda ketika seseorang menyebutkan 'Yakuza'? Apakah itu sesuatu yang suram dan gelap? Itulah rupanya yang ingin disampaikan oleh Takeshi Kitano melalui film Outrage. Usahanya untuk menyajikan refleksi dari dunia gelap Yakuza di Jepang saya acungi dua jempol. Apalagi adegan-adegan sadis disini juga diperlihatkan dengan gamblang. Bayangkan saja bagaimana rasanya bila anda melihat wajah seseorang disilang menggunakan cutter, telinga ditusuk menggunakan sumpit, jari tangan dipotong, mulut di bor, lalu leher diikat dan diseret dengan mobil yang melaju cepat. Sebuah film gangster dengan tempo cepat yang benar-benar hebat. Akting Takeshi Kitano disini luar biasa, apalagi ia juga duduk sebagai sutradara dan penulis dalam film ini. Meski tadinya saya hanya iseng membeli tiket film ini, ternyata tidak disangka-sangka Outrage malah menjadi film terfavorit saya di JiFFest 2010! :)
Post a Comment