July 11, 2013

REVIEW: THE LONE RANGER

"Never remove the mask, kemosabe."

The Lone Ranger bisa dibilang merupakan ajang reuni para awak Pirates of the Caribbean, mulai dari sang pemeran utama, Johnny Depp, sampai sutradara dan penulis. Depp sendiri memang sudah sangat identik dengan karakter-karakter seperti ini and I think I kinda getting tired of it. Bukan berarti saya tidak menikmati kualitas akting jempolan Depp, tidak ada yang perlu diragukan kalau soal itu, akan tetapi rasanya agak jenuh melihat ia mengambil peran yang itu-itu saja. Spesialisasi, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkannya. Bukan hal yang buruk memang, maybe it's only me. Saya dari awal memang tidak terlalu tertarik dengan kehadiran The Lone Ranger, mulai dari melihat poster dan menonton trailernya. It turned out that I didn't like the movie very much, I did enjoy some scene though, mostly dari awal sampai pertengahan film. Tapi setelahnya sampai film berakhir saya malah merasa bosan.

Film dimulai dengan adegan dimana seorang pengacara muda bernama John Reid (Armie Hammer) yang kembali ke kampung halamannya di Texas. Ia secara tidak sengaja terlibat dalam sebuah adegan kriminal didalam kereta yang melibatkan seorang Indian bernama Tonton (Johnny Depp) dan seorang penjahat kelas kakap yang sudah amat terkenal kesadisannya, Bush Cavendish (William Fitchner). Hari itu semestinya menjadi hari eksekusi Bush, akan tetapi kawanannya menyelamatkan Bush. John Reid pun akhirnya bergabung dengan kakaknya dan beberapa warga lain dalam sebuah kelompok bernama Texas Ranger. Namun naas, semuanya dibunuh dengan sadis, kecuali John. Dibantu dengan Tonton, mereka berdua pun berniat membalas dengan kepada kawanan Bush Cavendish karena ternyata dendam yang mereka pendam tertuju pada orang yang sama.

Sejujurnya, The Lone Ranger bukanlah sebuah film yang amat-sangat-buruk. Bisa dibilang, it's an okay movie, I'm sure it's pretty entertaining for some people. Tapi seperti yang sudah saya tuliskan diatas, saya hanya bisa menikmati setengah awal dari film ini, setengahnya lagi menurut saya memiliki isi yang kurang penting. Durasi yang terlalu panjang, ini jadi problem utama The Lone Ranger. Dengan durasi dua setengah jam, satu jam sebelum film berakhir saya dibuat bosan dan menunggu kapan film akan selesai. Armie Hammer menurut saya tidak kalah bagus kualitas aktingnya, berkolaborasi dengan seorang aktor besar seperti Johnny Depp tentu saja bukan hal yang mudah. Namun Armie membuktikan bahwa kharisma yang ia punya tidak kalah bersinar. Saya pertama kali tau Armie Hammer dari film The Social Network (2010), disana ia berperan ganda sebagai Winklevoss bersaudara, which I think he stole the spot light there. Helena Bonham Carter tidak terlalu banyak porsinya dalam film ini, tetapi seperti biasanya, ia selalu bisa membuat suasana jadi lebih meriah. Almost all the cast here are brilliant, masalah bukan dari jajaran cast, script dan durasi yang terlalu panjang membuat The Lone Ranger tidak menjadi salah satu film favorit saya summer tahun ini. :)






+ komentar + 1 komentar

July 13, 2013 at 9:29 PM

setuju!
saya juga cenderung bosa kalo lihat aktornya ngambil karakter yg emang udah bisa kita tebak kayak gimana jadinya, ya salah satunya Johnny Depp ini. :D
mungkin contoh lain adalah Jason Statham (menurut saya), setuju gak?
ampir semua filmnya doi bertema itu2 aja, yang akhirnya saya selalu membandingkan sama Vin Diesel atau Dwayne Johnson yang berhasil bikin saya suka gara2 mereka berdua sempet ambil peran konyol di beberapa filmnya.

#maafCurcol

Terimakasih arai atas Komentarnya di REVIEW: THE LONE RANGER

Post a Comment