June 18, 2013

REVIEW: AFTER EARTH

"Fear is not real. The only place that fear can exist is in our thoughts of the future. It is a product of our imagination, causing us to fear things that do not at present and may not ever exist."

After Earth disutradarai oleh M. Night Shyamalan yang terkenal dengan The Sixth Sense (1999). Namun sayang beberapa film terakhirnya malah menjadi cacian para kritikus film seperti Lady in the Water (2006), The Happening (2008), yang terparah dan terakhir adalah The Last Airbender pada tahun 2010 lalu. Saya tadinya sudah mengurungkan niat untuk menonton After Earth di bioskop, tapi karena sedang bosan dan tidak ada lagi yang bisa ditonton akhirnya tiket pun saya beli. Menyesal? Bisa dikatakan begitu. :p

Seribu tahun di masa depan, Kitai (Jaden Smith) dan ayahnya, Cyprus (Will Smith), berhasil selamat dari kecelakaan pesawat yang membuat mereka terdampar di Bumi. Mereka berasal dari planet Nova Prime, dimana planet tersebut merupakan tempat baru bagi manusia untuk melanjutkan hidup setelah dahulu kala terjadi sebuah bencana yang memaksa manusia keluar dari planet Bumi. Sekarang Bumi tidak dihuni manusia dan menjadi planet yang pantang didatangi manusia karena semua makhluk hidup yang ada didalamnya otomatis akan membunuh manusia, khususnya Ursa.

Ursa adalah monster yang memangsa manusia dengan cara mencium rasa takut. Makhluk ini tidak dapat melihat jadi ia hanya bergantung pada indera penciuman rasa takut yang dikeluarkan oleh hormon manusia. Tekhnik 'ghost' merupakan sebuah cara yang digunakan untuk membunuh Ursa. Seorang 'ghost' harus bebas dari rasa takut sama sekali sehingga kehadirannya tidak diketahui Ursa dan ia dengan mudah dapat membunuh makhluk tersebut. 'Ghost' pertama yang ada adalah Jendral Cyprus Raige, ayah Kitai.

Sayang, kecelakaan pesawat yang terjadi membuat Cyprus tidak dapat berjalan dan harus bergantung pada tekhnologi remote guna memandu Kitai mencari sebuah alat sinyal marabahaya di bagian ekor pesawat mereka yang terlempar ke sisi lain pulau. Kitai yang selalu ingin menjadi prajurit seperti ayahnya akhirnya mau tidak mau berjalan menelurusi sebuah planet yang asing baginya. Banyak rintangan yang menghadang namun kenangan hangat tentang sang ibu, Faia (Sophie Okonedo), dan sang kakak, Senshi (Zoe Kravitz), secara tidak langsung mampu menjaga dan menguatkan Kitai selama perjalanan.

Saya mendapati film ini berjalan sangat lambat. Dialog-dialog yang ada dan akting Jaden Smith pun seperti saling balap siapa yang paling kaku. Didukung juga dengan plot cerita yang tidak istimewa. Satu-satunya hal yang bisa saya nikmati disini hanya sisipan beberapa special effects yang lumayan. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan jalan cerita yang ringan, terkadang banyak juga film dengan plot yang bolong sana sini namun tetap bisa menghibur. Salah satu yang sedikit menyebalkan dalam film ini menurut saya terletak pada pemeran utamanya. Ya, Jaden Smith. Entah kenapa Jaden terlihat belum siap untuk tampil sebagai sorotan solo. Terlebih dalam film ini aktingnya terlalu kaku, suaranya terlalu lemah, dan badannya terlalu kecil dan kurus untuk menjadi seorang pahlawan. Miscast in his own movie? Could be. :)

After Earth mungkin akan menjadi film yang cocok untuk ditonton keluarga karena jalan ceritanya yang ringan dan pemandangannya yang bagus. Anak-anak akan suka menonton petualangan Kitai dalam film ini apalagi dengan suguhan pemandangan yang bisa dibilang bagus. Tapi kalau anda sudah dewasa dan tidak ingin bosan selama kurang lebih satu setengah jam lebih baik lewatkan saja film ini. Another bad movie from M. Night Shyamalan.










+ komentar + 2 komentar

June 19, 2013 at 9:26 AM

oops!! pedes!! :))

Terimakasih miwwa atas Komentarnya di REVIEW: AFTER EARTH
June 19, 2013 at 12:04 PM

@miwwa tapi gak kepedesan khan.. :D

Post a Comment