"The Final Chapter."
Shrek pertama: I loved it, what a surprise! Shrek kedua: not as good as the first one but still loved it. Shrek ketiga: hmm..bad sequel. Shrek keempat: well..I really hope this is the final chapter. Saya suka dengan Shrek pertama, lalu yang kedua juga lumayan menghibur. Sampai akhirnya muncul sekuel ketiga yang menurut saya mengecewakan. Tadinya saya berharap yang keempat ini bisa membawa angin segar dalam franchise Shrek, tapi ternyata film ini belum mampu menyamai kualitas yang pertama ataupun yang kedua. Shrek Forever After memang lebih baik dari yang ketiga, namun tetap terasa tidak istimewa. Mungkin sudah saatnya untuk menghentikan produksi Shrek, biarkan ini jadi yang terakhir. Saya sudah merasa agak bosan dan tidak simpatik lagi dengan para Ogre. Film ini tidak jelek, tapi jangan berharap terlalu tinggi. Ajak adik anda yang masih kecil, pasti mereka akan terhibur.
Kali ini Shrek Forever After bercerita tentang kehidupan Shrek (Mike Myers) yang sudah berkeluarga dengan Fiona (Cameron Diaz) dan mempunyai tiga orang anak yang lucu-lucu. Namun Shrek tiba-tiba merasa jenuh dengan rutinitasnya, ia ingin kembali menjadi Ogre yang ditakuti seperti dulu. Sekarang ia tidak nyaman karena seolah dijadikan seperti objek wisata oleh masyarakat sekitar. Sampai suatu hari ia bertemu dengan penyihir licik yang pura-pura baik, Rumpelstiltskin (Walt Dohrn). Rumpelstiltskin menawarkan kerja sama dengan Shrek, yaitu dengan memberikan satu hari penuh untuk Shrek agar dapat merasakan kembali menjadi Ogre yang ditakuti seperti dulu. Namun dengan syarat, Shrek juga harus memberikan satu hari kepadanya. Siapa sangka kalau hari yang diambil oleh Rumpelstiltskin itu malah akan merubah total kehidupan Shrek. Fiona berubah menjadi pribadi yang berbeda, anak-anaknya tak ada lagi, bahkan para sahabatnya seperti Donkey (Eddie Murphy) dan Puss in Boots (Antonio Banderas) juga seperti tidak pernah mengenalnya.
Shrek Forever After cocok ditonton untuk keluarga, para anak-anak pasti akan menyukai film ini. Saya pribadi memang kurang menyukainya, biasa-biasa saja. Namun harus saya akui saya juga sedikit terhibur saat menonton film ini. Bukan karena jalan ceritanya, melainkan soundtrack dari film ini. Karakter Donkey dan Puss in Boots juga menjadi penyelamat karena saya pasti tertawa melihat kehadiran dua karakter itu. Makna film ini juga bagus, yaitu agar kita bersyukur dengan apa yang telah kita miliki sekarang, karena kita baru akan sadar kalau sesuatu itu sangat berarti kalau hal tersebut sudah tidak ada lagi. Overall, masih layak ditonton, tetapi sepertinya cukup ditonton dalam versi 2D.
+ komentar + 5 komentar
ahahaha ini yang keempat toh, salah review saya, kirain yang ketiga... >_<
Terimakasih Yofie Setiawan atas Komentarnya di REVIEW: SHREK FOREVER AFTER@ Yofie: iya udah yang keempat.. Yang ketiga kayak berasa 'belum nonton' yaa.. Emang ga membekas dihati sih yang ketiga itu.. :p
sama sekali belum nonton semuanya, langsung nonton yang baru ini, gw jadi movie freaks kan baru setahunan terakhir haha...
Terimakasih Yofie Setiawan atas Komentarnya di REVIEW: SHREK FOREVER AFTERshrek blum ntn, kick ass jg blum, robin hood apalg hiks..hiks...
Terimakasih Anonymous atas Komentarnya di REVIEW: SHREK FOREVER AFTERoia baru sadar,gab kok ga ada reviewan robin hood?? blum ntn??
gab mo nanya? kok sepertinya skrg udah jarang mem-bold-kan kata2 *ga penting hehehe
setuju dengan pendpat mbak tntang sekuel yg ketiga,,
Terimakasih Thyo Aditya atas Komentarnya di REVIEW: SHREK FOREVER AFTERtapi agak berbeda, saya malah sangat menyukai seri terakhir Shrek ini..haha
Post a Comment