"My name is Khan and I am not a terrorist."
Setelah bulan Januari kemarin saya menonton film India untuk pertama kalinya di bioskop (re: 3 Idiots), akhirnya bulan ini saya kembali ke bioskop untuk menonton film India kedua saya yaitu My Name is Khan. Kali ini saya tidak terlalu buta dengan nama sutradara dan para pemainnya. Karan Johar, sang sutradara, sebelumnya sudah pernah menyutradarai film Kuch Kuch Hota Hai (1998) dan Kabhi Kushi Kabhie Gham (2001). Tentu saja saya sudah penah menonton keduanya, karena dulu kedua film tersebut bisa dibilang cukup fenomenal di Indonesia dan sudah beberapa kali diulang di saluran televisi lokal kita. Bukan hanya nama sutradara saja yang sama, pemeran utama di My Name is Khan juga sama dengan kedua film itu, yaitu pasangan Shahrukh Khan dan Kajol.
Cerita film ini lebih 'berat' ketimbang 3 Idiots, tema yang diangkat pun bukan tema yang mudah untuk digarap dalam sebuah film. Bercerita tentang Rizwan Khan (Shahrukh Khan), seorang muslim yang berasal dari Mumbai, India. Sejak kecil ia menderita Asperger's Syndrome, sebuah sindrom sejenis autis tapi dalam versi yang lebih parah. Rizwan kecil tinggal bersama ibu dan adiknya, ketika beranjak dewasa sang adik yang sering merasa iri dengan Rizwan karena mendapat perhatian lebih dari sang ibu akhirnya memutuskan untuk melanjutkan sekolah di Amerika. Beberapa tahun setelah kepergian sang adik, ibunya meninggal dunia. Mau tidak mau Rizwan pun menyusul sang adik ke Amerika. Disana ia bertemu dengan pujaan hatinya bernama Mandira (Kajol) yang seorang janda beranak satu. Dan dimulai lah hari-hari Rizwan di Amerika.
Awalnya kehidupan Rizwan di Amerika memang berjalan baik-baik saja, namun semua berubah ketika pesawat yang dibajak teroris menabrak gedung WTC sampai runtuh berkeping-keping, kita mengenalnya dengan sebutan 9/11. Peristiwa tragis ini jelas saja membuat rakyat Amerika marah dan otomatis kehidupan pada pendatang di Amerika menjadi serba salah, khususnya bagi mereka yang memiliki wajah timur seperti Arab, India, dll. Terlebih lagi kalau mereka adalah seorang muslim, mereka akan diperlakukan seenaknya dan tidak adil. Hal ini tentu saja turut berpengaruh dalam kehidupan Rizwan Khan di Amerika, apalagi ia menyandang nama 'Khan' yang memang adalah sebuah marga untuk pemeluk agama Islam. Peristiwa keji itu memang sempat membutakan mata rakyat Amerika, mereka menganggap semua muslim adalah teroris, padahal tidak semuanya sama seperti yang mereka kira. Seperti satu pelajaran yang pernah dituturkan ibu Rizwan kepadanya dulu, bahwa di dunia ini hanya ada 2 jenis manusia, yaitu manusia baik dan manusia jahat, tidak ada perbedaan lagi selain 2 hal itu. Janganlah menjadikan agama sebagai perbedaan. :)
Dari awal film kita diajak untuk mengikuti lika-liku kehidupan seorang Rizwan Khan. Alur cerita yang dibuat bolak balik memang bisa membingungkan penonton, akan tetapi apabila kita memperhatikan film ini dari awal pasti tidak akan bingung. Cerita berjalan mulus dan asik untuk dinikmati, emosi penonton pun dibuat naik turun, ini memang ciri khas film Bollywood. Uniknya di film ini tidak ada adegan bernyanyi-nyanyi, hanya ada sekali dan itupun menurut saya tidak 'lebay'. Akting Shahrukh Khan pun jempolan sekali, padahal perannya disini tidak mudah karena bukan hanya menuntut seorang aktor untuk bisa berakting tapi juga harus pintar menciptakan ekspresi dan menghidupan emosi karakter tersebut. Kajol pun tampil cantik sekali disini, didukung dengan kualitas akting yang baik pula. Yang membuat film ini semakin sempurna adalah chemistry antara mereka berdua. Tidak heran, karena mereka memang sudah sering dipasangkan dalam satu frame. Kalau disini mungkin contohnya Nicholas Saputra - Dian Sastro. Hehe..
Film ini sangat sayang untuk dilewatkan, apalagi jarang ada film India yang main di XXI. Tapi saran saya, kalau anda bukan pecinta genre drama mungkin akan sedikit bosan dengan durasi yang panjang. Memang ada beberapa scenes yang sepertinya terkesan sengaja dipanjangkan, tapi bagi saya itu tidak menggangu keseluruhan film. FYI, saya memang termasuk pecinta drama. Lalu diakhir film juga akan muncul sosok presiden AS yang menurut saya sosoknya agak 'lucu'. Tapi kecuali dua hal itu tidak ada alasan lain koq untuk tidak menonton film ini. Tema yang diangkat 'berani' dan ceritanya pun memberi pesan yang luar biasa, tentang usaha untuk saling menghormati antar umat beragama, etnis, suku, bangsa, dan warna kulit. Sebuah hal yang sangat indah bukan? :)