December 24, 2008

REVIEW: QUARANTINE







































"On March 11 2008, the government sealed off an apartment complex in Los Angeles. The residents were never seen again. No details. No witnesses. No evidence. Until now."

Quarantine adalah remake dari film horor Spanyol tahun 2007, berjudul Rec. Tadinya saya ga terlalu tertarik buat nonton film ini, pertama karena covernya ga menarik minat nonton saya, dua karena saya bukan penggila horor atau thriller dan sejenisnya. Hehe.. Tapi semenjak buat blog, saya harus lebih objektif dong dalam nonton film, ga boleh cuma nonton genre favorit saya aja, nanti yang baca malah boseeeennn.. ^^ Well, akhirnya senin kemarin saya nonton Quarantine juga! Sebelumnya saya sempet dapat komentar buruk tentang film ini dari mama saya yang udah nonton duluan, katanya dia sampai mabok nontonnya! Iya, MABOK katanya! Awalnya saya ga ngerti maksudnya apaaaaa, dalam hati saya koq mama saya katrok banget, masa nonton horor dikit sampai mabok gitu. Haha.. Dan ternyataaaaaaaa..saya juga mabok nonton Quarantine! Ga tau apa karena kena sugesti sama kata" mama saya atau emang filmnya yang punya efek bikin orang mabok? Fiuhhh..awalnya sih biasa aja, tapi terakhir" perut saya muaaaaaalllll! Well mungkin pengaruh belum makan juga kali yaa, jd perut kosong lebih cepet eneg, right? Film ini tuh bercerita tentang salah satu stasiun TV yang mau meliput secara langsung (reality show gitu) aksi pemadam kebakaran di malam hari. Tidak disangka ternyata misi yang mereka ikuti itu adalah misi yang sangat menyeramkan. Para anggota pemadam kebakaran mendapat panggilan ke sebuah apartement yang katanya mendengar suara teriakan seorang wanita penghuninya. Ternyata wanita itu mengidap penyakit misterius yang belakangan diketahui adalah rabies yang menyerang manusia, sangat cepat menular ke satu sama lain! Mereka yang terinfeksi menjadi ganas! Sialnya lagi, mereka tidak dapat keluar dari apartemen tersebut karena pemerintah memerintahkan untuk menyegel apartemen tersebut. Perbuatan tersebut dimaksudkan agar virus rabies tidak menyebar luas. Jadilah selama film hanya syuting di apartement saja! Kenapa saya bisa mabok nonton film ini?????? Karena ceritanya tuh dibikin seperti kita lagi nonton acara reality show, jadi kameranya sepanjang film asik goyang kiri kanan atas bawah. . . Pusing banget dah! Ga tau yaa menurut kamu" yang udah nonton gimana, tapi ini murni pendapat saya pribadi.. Hehe.. Btw, banyak temen saya yang bilang bagusan versi aslinya, Rec, jauuuuhhhhh banget! Saya sendiri belum nonton Rec sih, jadi ga tau deh.. =)

+ komentar + 9 komentar

Anonymous
December 25, 2008 at 10:08 AM

Coba deh liat REC.
Belum liat Quarantine sih, tapi REC memang oke

Terimakasih Anonymous atas Komentarnya di REVIEW: QUARANTINE
December 26, 2008 at 12:25 PM

iya nanti aku coba nonton yg REC.. ^^

December 26, 2008 at 8:09 PM

mirip banget sih ceritnya PLEK.
tapi mungkin keoriginalitasan mahal harganya, jadi REC lebih bikin mual kalo kata gue :)

Terimakasih peps atas Komentarnya di REVIEW: QUARANTINE
December 26, 2008 at 10:01 PM

serius lo rec lebih mual lg?
hahahha..
mampuuussss dehhh..
berarti gw bisa ngebayangin kameranya pasti goyangnya lebih dasyattt.. =P~

December 27, 2008 at 9:57 AM

iyah, lebih ajojing pergerakan kameranya. trus emosi pemainnya lebih kena.. hihi.

eh blognya gue link ya gaby :)

Terimakasih peps atas Komentarnya di REVIEW: QUARANTINE
December 27, 2008 at 3:37 PM

ok sip..link exchange.. ^^

Anonymous
August 16, 2009 at 2:36 PM

Wewww...
Keliatan bget ni cma suka ma pilem pop duank...
Krang berbkat membhas ny..
Masa pilem yg bsa buat 1 studio teriak2 cma dibhas kamerany duank...
Mnding bhas pilem tom&jerry ato doraemon aja geh...
Wkwkwkwk...

Gomen m(_ _)m

Terimakasih Anonymous atas Komentarnya di REVIEW: QUARANTINE
August 16, 2009 at 10:48 PM

@ NO NAME : yaa selera orang kan beda2.. :)

solja
May 20, 2013 at 12:28 AM

Lol, ombaknya di rec lebih gede sob, tp ada yg aneh d'film rec, 1 ama 2 masih nyambung yg ke 3 keluar jalur,,

Terimakasih solja atas Komentarnya di REVIEW: QUARANTINE

Post a Comment