September 17, 2010

REVIEW: SANG PENCERAH




































"Sebuah biopik tentang KH Ahmad Dahlan."

Kalau sedang membicarakan tentang sutradara berkualitas di Indonesia, nama Hanung Bramantyo pasti masuk kedalam obrolan. Sebut saja Catatan Akhir Sekolah (2005), Jomblo (2006), Get Married (2007), Doa yang Mengancam (2008), Perempuan Berkalung Sorban (2009), Get Married 2 (2009), Menembus Impian (2010), dan masih banyak lagi. Kali ini Hanung memilih untuk mengangkat kisah hidup dari KH Ahmad Dahlan, yang merupakan pendiri organisasi Muhammadiyah. Sang Pencerah juga ditayangkan bertepatan dengan momen lebaran tahun ini, sehingga nuansanya terasa sangat pas. Film ini juga memboyong para aktor dan aktris ternama dalam negeri seperti Lukman Sardi, Slamet Rahardjo, Sudjiwo Tejo, Ikranegara, Yati Surachman, Dennis Adiswara, dan Zaskia Mecca. Ada juga dua orang penyanyi yang mencoba peruntungan dalam dunia seni peran yaitu Giring 'Nidji' dan Ikhsan 'Idol'. Perlu diketahui, film ini menghabiskan dana sebesar Rp. 12 Miliar!

Berlatar belakang di Jogja, kisah KH Ahmad Dahlan disini diceritakan sejak ia remaja dan masih memakai nama Muhammad Darwis (Ikhsan 'Idol'). Sejak muda Dahlan sudah memiliki jalan pemikiran yang berbeda dari orang lain. Ia ingin melakukan sebuah perubahan yang signifikan dalam agama Islam pada masa itu yang masih percaya tahayul dan menyembah sesajen. Sampai akhirnya Dahlan muda berkesempatan untuk pergi ke Mekkah untuk berhaji dan mendalami ajaran Islam. Setelah lima tahun berada di Mekkah, ia kembali ke kampung halamannya dan memulai perubahan demi perubahan yang menurutnya benar. Tentu saja perubahan yang dibawa Dahlan (Lukman Sardi) tidak segampang itu diterapkan, para penghulu di Masjid Gede Jogja gusar dibuatnya. Makian demi makian mulai dilontarkan kepada Dahlan, bahkan banyak yang menyebutnya 'kafir'. Namun Dahlan tetap memiliki lima orang murid yang setia dan turut andil dalam upayanya mendirikan organisasi Muhammadiyah.

Kalau tentang sejarah agama Islam dan Muhammadiyah saya sama sekali tidak tahu menahu, jadi apakah film ini sesuai dengan kenyataannya saya kurang bisa memberikan komentar. Namun, meskipun Sang Pencerah merupakan sebuah film biopik yang sarat dengan unsur Islami, sebagai non-Muslim saya masih bisa menikmati. Memang pada awalnya saya kurang tertarik dengan film ini, akan tetapi beberapa teman yang sudah menyaksikan membuat saya penasaran dan akhirnya memutuskan untuk mencoba menonton. Ternyata filmnya tidak menggurui dan banyak dialog-dialog bagus yang berisi pesan moral didalamnya. Saya juga merasa Hanung secara tidak langsung sepertinya mencoba untuk menyelipkan beberapa adegan yang 'menyindir' keadaan di negara kita saat ini. Good job! Tokoh Ahmad Dahlan yang diperankan oleh Lukman Sardi menurut saya juga sangat cocok sekali. Ada juga dua nama yang tadinya saya pikir akan jadi lelucon malah menunjukkan performa akting yang baik, yaitu Giring 'Nidji' dan Ikhsan 'Idol'. Secara keseluruhan film ini memiliki nilai produksi diatas rata-rata; skrip, tata gambar, dan pemilihan para pemain sangat baik, begitu juga dengan scoring hasil aransemen Tya Subiakto yang menggugah sepanjang film.





+ komentar + 4 komentar

September 18, 2010 at 7:16 PM

makanya jgn suudzon sm org2 yg kesannya nggak bisa akting. hehe.

ihsan dan giring emg aktingnya lumayan di film ini.

saya waktu kecil sekolah di Muhammadiyah dan sangat mengagumi K.H. Ahmad Dahlan yang ingin memurnikan Islam dr unsur2 adat istiadat yang tidak perlu (dan bahkan bisa merusak ajarannya). menurut saya Hanung cukup objektif dalam film ini (meskipun jujur, saya benci bgt sm 2 film Islami Hanung yg lain yg menurut saya agak "memihak"). Tapi khusus utk film Sang Pencerah ini, Hanung membawakannya dgn cukup baik. Tidak menuduh pihak2 mana pun dan benar2 menunjukkan bahwa umat Islam itu seringnya dirundung kesalahpahaman satu sm lain justru krn hal2 di luar Islam sendiri (dalam kasus di Indonesia sih kebanyakan krn pengaruh adat istiadat yg dicampuradukkan dgn Islam).

Mungkin ada beberapa bagian yg agak berlebihan (spt masalah saling memaki kafir yg terlalu sering diulang2 dan pembakaran langgar yg sebenarnya sih tidak sesedih itu. tp mungkin utk menarik emosi penonton mungkin ya...) Tapi itu masih dlm batas kewajaran krn memang setiap film memiliki subjektivitas tersendiri.

Overall, this movie is good. And this review is good as well. :)

Terimakasih Rima Muryantina atas Komentarnya di REVIEW: SANG PENCERAH
Anonymous
September 19, 2010 at 2:01 PM

bukan suudzon tp emg kita suka underestimate ama film negeri sendiri (sama aja deh kayanya hehe)

tp hanung jg termasuk salah satu dr sedikit sutradara dlm negeri yg bs ngasih film dgn jalan cerita yg enak diikutin.

dan film "sang pencerah" seperti membuktikan bahwa selama kita ada niat,kita bs bikin film indo berkualitas. karena kita punya potensi.

at the movies, raditherapy, labirin jg mereview film ini.

Terimakasih Anonymous atas Komentarnya di REVIEW: SANG PENCERAH
September 28, 2010 at 5:34 AM

Film-film indo yang berkualitas emang masih sedikit, kebanyakan film2 sampah. Sang Pencerah termasuk yg berkualitas. Masalahnya buat bikin film yg berkualitas biasanya berbanding lurus sama budget yg gueede. Tp kita harus tetap dukung perfilman dalam negeri ya bro...

Terimakasih Animation Movie Lover atas Komentarnya di REVIEW: SANG PENCERAH
October 1, 2010 at 7:22 AM

Film bagus nih. Very recommended :D

Terimakasih Bang Mupi atas Komentarnya di REVIEW: SANG PENCERAH

Post a Comment